#Justwriting — Aku Mau Tea

Sari Devi
2 min readApr 24, 2022

--

Pernah gak sih ngerasa gak semangat buat ngelakuin to do list yang udah direncanain. Aku pernah, lebih tepatnya sering sih. Padahal aku udah semangat nulis to do list, nulisnya aja ngelakuinnya gak. Biasanya kalo lagi kek gitu, aku pengennya menyeruput tea. Aku pengen duduk dikelilingi ciptaan tuhan yang tumbuh ditanah dan berwarna warni. Taman maksudku. Dengan, seseorang dan/atau buku favorit dengan sedikit biskuit yang dibuat dengan kasih sayang. Masalahnya, aku belum bisa menikmati suasana lengkap itu kecuali menyeruput tea aja. Semoga suatu hari nanti bisa.

Ngomongin tea, semua jenis tea aku suka. Kecuali green tea, aku harus membatasi minum yang satu ini, yang katanya bisa buat kurus. Tea yang paling aku suka tea dari bunga kamomil. Bukan cuma tea, taman dengan bunga kamomil sangat aku suka. Luar biasa bagus. Yah, walaupun liatnya ditaman orang lain dan itupun dari screen pula. Tapi, suwer deh, bagusnya gak bisa aku definisikan. Kayak sayang aku ke kamu, cielah. Ngomongin tea lagi, warna kuning keemasan yang aku suka. Gak bening dan gak pekat. Yah itu sesuai dengan prinsip “seimbang itu lebih baik”. Aku memilih tengah-tengah dan bener aja sih lebih enak, kurasa. Menurutku kalo bening tea nya kurang kerasa, hanya terasa manis gula. Sebaliknya, kalo pekat terlalu terasa, manis gulanya jadi hilang kayak berasa pahit-pahit gitu. Ngomongin tea lagi, aku lebih suka kalo gelasnya ukuran kecil dengan bentuk silinder terbalik. Bisa dibayangin kan. O yah, tentu aja yang ada gagangnya. Karena minuman seperti tea, yang sederhana, perlu dibalut dengan cangkir yang indah supaya terlihat menarik dan tidak kehilangan jati dirinya sebagai tea. Tentang jati diri tea, beban tea ternyata cukup berat. Dia harus bisa menghilangkan kesedihan penikmatnya, dia harus bisa membawa penikmatnya tenggelam pada suasana yang tenang. Tapi, tea cukup bisa melakukannya, sangat bisa melakukannya kalau dinikmati pada suasana yang tepat. Makanya aku mau tea. Aku mau menikmati tea dengan suasana yang tepat. Ngomongin tea lagi, aku lebih suka tea yang ada sedikit daun/batang/bunga kering di seduhannya. Dengan ada itu, jati diri tea lebih terlihat dan terasa. Seperti, inilah tea kamomil atau inilah tea melati. Tapi tetep secukupnya aja, kalo terlalu banyak malah warna kuning keemasannya jadi gak terlihat. Dengan hiasan daun/batang/bunga kering itu, secukupnya ya, tea nya jadi lebih cantik. Hmm, kayaknya cukup dulu ngomongin teanya. Intinya aku suka tea. Aku mau tea saat aku gak pengen mengerjakan to do listku. Aku mau tea saat aku males untuk mempelajari sesuatu di hari itu/ini/nanti. Aku mau tea saat aku merasa kesepian.

Ada gak yang bisa dipelajari dari secangkir tea? Tea ini bisa diibaratkan apa saja lho.

Ps. Maaf ya tulisanku bercampur baku dan tidak baku 😅
Enjoy your day today :)

--

--